Web Hosting

Rabu, 31 Desember 2008

HAPPY NEW YEAR 2009: WISH BETTER THAN OLD

Kami keluarga besar Supendi sedang prepare buat menyambut tahun baru. Dua ekor ayam sudah dipersiapkan, dan ipar saya sedang membakarnya di belakang.

Bagi yang punya duit pas-pasan seperti kami, tahun baruan = bakar ayam bersama keluarga. Ada yang touring, ke luar kota, pantai dan sebagainya.

Yang terpenting adalah memaknai tahun baru itu sendiri, will do better than old or what. Jika memungkinkan malam tahun baru sebaiknya menjadi titik awal perenungan langkah dan formulasi atau reformulasi tujuan di tahun 2009.

Sial banget jika moment tahun baru 2009 menjadi awal neraka. Maksudnya ketika berangkat liburan tahun baru berdua (pasangan), pulang tahun baruan jadi bertiga.

Selamat Tahun Baru 2009 buat:
1>> seluruh teman-teman di STAI Al Karimiyah Sawangan Depok;
2>> Rekan-rekan pengajar di MA Al-Karimiyah Sawangan
, spesial Ust. Fathih Ghazali, S.Pd.I;
3>> Teman-teman staf pengajar di SMU YAPAN INDONESIA Sawangan Depok;
4>> Teman-teman pengajar di SMP Ganesa Satria Depok;
5>> Teman-teman di SMPI Terpadu Darussalam Pd. Petir Sawangan Depok.

Wish get better than old in this year 2009 for all life & carrear. amin.

Sabtu, 27 Desember 2008

GAS ELPIJI LANGKA

Gas langka bukan berarti jenis dari zat gas itu sendiri, tapi tabung gas untuk mengolah masakan rumah tangga kita yang hilang dari pasaran. Suatu hal yang sangat-sangat aneh, ketika pemerintah dengan program alih bahan bakar minyak tanah ke elpiji sudah berjalan dan diterima rakyat, sekarang jadi susah lagi karena langkanya di pasaran.

Pertamina sebagai pemasok paling utama, saya nilai tidak mampu menghandle dengan mantap masalah ini. Bukan menyalahkan, tapi sebagai institusi yang paling bertanggung jawab seharusnya mempunyai sistem yang tangguh untuk mengantisipasi masalah-masalah seperti ini. Pimpinan-pimpinan dan seluruh jajarannya mungkin harus ditatar ulang mengenai UUD '45 Pasal 33.

Saya melihat ada dua sebab kelangkaan dilihat dari kondisi saat ini, yaitu:
1) Menjelang pemilu, kemungkinan ada pihak atau oknum dengan kapital besar bermain menciptakan kelangkaan gas elpiji. Mereka sudah sangat tahu, elpiji sudah menjadi barang publik yang sangat vital, kelangkaanya akan menjadi preseden buruk buat pemerintah karena melambangkan ketidakbecusannya dalam menangani hajat hidup rakyat.

2) Harga gas elpiji yang per tabung ini ternyata mengikuti hukum pasar. Permintaannya sudah pasti banyak luar biasa (hampir seluruh kota besar) dan kuantitas terbatas, tentunya harga akan melambung naik karena kelangkaannya (scarcity). Di point ini berisi makhluk-makhluk ekonomi dengan mental kapitalis yang ganas sekali, tidak peduli orang banyak susah.

3) Masih berhubungan dengan point 2, prasangka buruknya adalah keadaan ini sengaja diciptakan oleh pemerintah sendiri atau pihak lain yang berelasi berhubungan untuk menaikkan harga elpiji. Ketimbang naik resmi bikin rusuh, sudah serahkan saja ke mekanisme pasar. Rakyat, nantinya juga bisa menciptakan daya adaptasi dan resistansinya sendiri.

Sekarang tinggal kepada pelakunya masing-masing, apa mau kembali kepada fitrahnya yaitu peduli pada orang banyak dan bukan duit semata. Buat pemerintah lewat pertamina, jangan cuma teriak-teriak suply cukup, tapi di lapangan rakyat sampai ngantri dari subuh buat beli elpiji tabung 3kg. Turun dong, jangan cuma duduk manis di singgasana. Bapak-bapak kita ini yang ciri tipikalnya kebanyakan dari clan ningrat, lulusan S2 bisnis luar negeri ternyata kalah praktek lapangannya sama tukang minyak keliling yang lulusan S bon-bon. Memalukan!

Bicara BBM sungguh asyik. 25 tahun lalu saya ingat betul harga 1 liter minyak tanah cuma Rp. 100,-, sekarang sudah mencapai Rp. 10.000,- per 1 liter. Ketika disubtitusi sama elpiji, tabung 3 kg dijual Rp. 13.000,- sekarang (28/1/08) harganya sudah Rp. 20.000,-. Kalau dihitung-hitung sejak kelangkaan sudah naik 54%. Ihhh sereeem banget Indonesia ini.....Akhirnya mertua saya kembali masak ke pola zaman purbakala...Pakai KAYU BAKAR!

TEMANKU SEORANG CALEG

Tahun 1995 aku ingat sekali, ketika kami bertiga yaitu: aku, Achmad Yani (sekarang wartawan senior Banjarmasin Post), dan Wasiat Budi Sutrisno (sekarang caleg DPRD) menjadi perwakilan dari mahasiswa sebagai saksi dalam pemilihan gubernur Kalimantan Tengah. Kala itu suasana begitu panas karena adanya massa pribumi yang dari pagi buta sudah berkumpul menuntut kepala daerah KalTeng haruslah putra daerah asli.

Ruarrrr biasa, setelah kartu suara dibuka, sudah bisa ditebak pemilihan dimenangkan oleh calon dari pusat.

Aroma kekecewaan mengental hebat, undangan para putra daerah langsung walk out dan massa semakin beringas. Yang membuat saya kaget dan bingung serta prihatin adalah para anggota dewan DPRD jauh dari rasa bersalah karena tidak dapat mewujudkan harapan rakyat namun dengan santai mereka turun bercengkrama, tertawa-tawa, ngopi dan ngewadai (makan kue). Sementara rakyat di luar masih teriak-teriak di bawah terik panas Palangkaraya yang 24¤C.

Mudah-mudahan, Wasiat B.S teman saya yang caleg ini masih ingat peristiwa itu. Harapan saya, sahabat kita ini punya sense untuk benar-benar jadi wakilnya rakyat, bukan cuma wakil partai.

Buat bung Waziat sahabat kita:
"BERIKAN BUKTI BUKAN JANJI!" ===> jargon rakyat.

Rabu, 24 Desember 2008

NGECAP CALEG KITA

Pemilu semakin dekat, bulan April pesta rakyat ini akan dilaksanakan.

Kampanye sudah dimulai, gambar para caleg sudah bertebaran di mana-mana dengan berbagai jargon yang rata-rata hampir sama "Memberikan bukti bukan janji!".

Masalahnya sejak jaman kuda gigit besi, mereka para legislatif ini produknya cuma janji sebakul. Dalam masa kampanye ini para calon ini adalah para kawanan yang mendekat ke rakyat jelata dengan seabrek program janji super keren. Tua dan muda sama saja. Lihatlah para legislatif yang sekarang duduk sebagai tersangka koruptor. Bukti yang sudah ada adalah mereka sebagai calo, perusak alam, ngorok waktu rapat, dan berantem saat pooling suara. Wakil rakyat atau mewakili rakyat itu hanya angin surga.

Janji...Pasti sebakul! Bukti....Zero gede!

NGECAP CALEG KITA

Pemilu semakin dekat, bulan April pesta rakyat ini akan dilaksanakan.

Kampanye sudah dimulai, gambar para caleg sudah bertebaran di mana-mana dengan berbagai jargon yang rata-rata hampir sama "Memberikan bukti bukan janji!".

Masalahnya sejak jaman kuda gigit besi, mereka para legislatif ini produknya cuma janji sebakul. Dalam masa kampanye ini para calon ini adalah para kawanan yang mendekat ke rakyat jelata dengan seabrek program janji super keren. Tua dan muda sama saja. Lihatlah para legislatif yang sekarang duduk sebagai tersangka koruptor. Bukti yang sudah ada adalah mereka sebagai calo, perusak alam, ngorok waktu rapat, dan berantem saat pooling suara. Wakil rakyat atau mewakili rakyat itu hanya angin surga.

Janji...Pasti sebakul! Bukti....Zero gede!

NGECAP CALEG KITA

Pemilu semakin dekat, bulan April pesta rakyat ini akan dilaksanakan.

Kampanye sudah dimulai, gambar para caleg sudah bertebaran di mana-mana dengan berbagai jargon yang rata-rata hampir sama "Memberikan bukti bukan janji!".

Masalahnya sejak jaman kuda gigit besi, mereka para legislatif ini produknya cuma janji sebakul. Dalam masa kampanye ini para calon ini adalah para kawanan yang mendekat ke rakyat jelata dengan seabrek program janji super keren. Tua dan muda sama saja. Lihatlah para legislatif yang sekarang duduk sebagai tersangka koruptor. Bukti yang sudah ada adalah mereka sebagai calo, perusak alam, ngorok waktu rapat, dan berantem saat pooling suara. Wakil rakyat atau mewakili rakyat itu hanya angin surga.

Janji...Pasti sebakul! Bukti....Zero gede!

Senin, 15 Desember 2008

UJI INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Dalam proses penulisan skripsi khususnya yang menggunakan pendekatan kuantitatif tentu menggunakan instrumen pengumpulan data (terutama kuesioner).

Ada beberapa uji instrumen pengumpulan data, yaitu.

A. UJI VALIDITAS

Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Dalam pengujian instrumen pengumpulan data, validitas bisa dibedakan menjadi validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor yang satu dengan yang lain ada kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengorelasikan antara skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor), sedangkan pengukuran validitas item dengan cara mengorelasikan antara skor item dengan skor total item.

Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengorelasikan antara skor item dengan skor total item. Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item dengan cara mengorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan dengan mengorelasikan antara skor item dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa faktor). Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Atau jika melakukan penilaian langsung terhadap koefisien korelasi, bisa digunakan batas minimal korelasi 0,30.
Menurut Azwar (1999) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan.

Pada program SPSS teknik pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) atau Corrected Item-Total Correlation.

B. UJI RELIABILITAS

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Ada beberapa metode pengujian reliabilitas diantaranya metode tes ulang, formula belah dua dari Spearman-Brown, Formula Rulon, Formula Flanagan, Cronbach`s Alpha, Metode KR-20, KR-21, dan metode Anova Hoyt.

Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05, artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment. Atau kita bisa menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Menurut Sekaran (1992), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.

UJI INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Dalam proses penulisan skripsi khususnya yang menggunakan pendekatan kuantitatif tentu menggunakan instrumen pengumpulan data (terutama kuesioner).

Ada beberapa uji instrumen pengumpulan data, yaitu.

A. UJI VALIDITAS

Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Dalam pengujian instrumen pengumpulan data, validitas bisa dibedakan menjadi validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor yang satu dengan yang lain ada kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengorelasikan antara skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor), sedangkan pengukuran validitas item dengan cara mengorelasikan antara skor item dengan skor total item.

Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengorelasikan antara skor item dengan skor total item. Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item dengan cara mengorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan dengan mengorelasikan antara skor item dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa faktor). Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Atau jika melakukan penilaian langsung terhadap koefisien korelasi, bisa digunakan batas minimal korelasi 0,30.
Menurut Azwar (1999) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan.

Pada program SPSS teknik pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) atau Corrected Item-Total Correlation.

B. UJI RELIABILITAS

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Ada beberapa metode pengujian reliabilitas diantaranya metode tes ulang, formula belah dua dari Spearman-Brown, Formula Rulon, Formula Flanagan, Cronbach`s Alpha, Metode KR-20, KR-21, dan metode Anova Hoyt.

Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05, artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment. Atau kita bisa menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Menurut Sekaran (1992), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.

UJI INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Dalam proses penulisan skripsi khususnya yang menggunakan pendekatan kuantitatif tentu menggunakan instrumen pengumpulan data (terutama kuesioner).

Ada beberapa uji instrumen pengumpulan data, yaitu.

A. UJI VALIDITAS

Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Dalam pengujian instrumen pengumpulan data, validitas bisa dibedakan menjadi validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor yang satu dengan yang lain ada kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengorelasikan antara skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor), sedangkan pengukuran validitas item dengan cara mengorelasikan antara skor item dengan skor total item.

Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengorelasikan antara skor item dengan skor total item. Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item dengan cara mengorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan dengan mengorelasikan antara skor item dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa faktor). Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Atau jika melakukan penilaian langsung terhadap koefisien korelasi, bisa digunakan batas minimal korelasi 0,30.
Menurut Azwar (1999) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan.

Pada program SPSS teknik pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) atau Corrected Item-Total Correlation.

B. UJI RELIABILITAS

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Ada beberapa metode pengujian reliabilitas diantaranya metode tes ulang, formula belah dua dari Spearman-Brown, Formula Rulon, Formula Flanagan, Cronbach`s Alpha, Metode KR-20, KR-21, dan metode Anova Hoyt.

Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05, artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment. Atau kita bisa menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Menurut Sekaran (1992), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.

Jumat, 12 Desember 2008

ANALISIS DATA DENGAN STATISTIK

A. PENGERTIAN ANALISIS DATA

Analisis data pada dasarnya dapat diartikan sebagai berikut.

1. Membandingkan dua nilai variabel untuk mengetahui selisihnya atau rasionya kemudian diambil kesimpulannya (X - Y) = rasio.

2. Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau komponen-komponen yang lebih kecil, agar dapat:
a> Mengetahui komponen yang menonjol (memiliki nilai ekstrim);
b> Membandingkan antara komponen yang satu dengan komponen lainnya (dengan menggunakan angka selisih atau angka rasio);
c> Membandingkan salah satu atau beberapa komponen dengan keseluruhan (secara persentase).

3. Memperkirakan atau dengan menentukan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan suatu (beberapa) kejadian lainnya, serta memperkirakan/meramalkan kejadian lainnya . Kejadian (event) dapat dinyatakan sebagai perubahan nilai variabel.

Definisi lain dari analisis data adalah seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut:

1. Menurut Patton (1980), analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.

2. Menurut Bogdan dan Taylor (1975), analisis data adalah proses yang merinci usaha formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu.

3. Menurut Lexy J. Moleong (2000), analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

B. TUJUAN ANALISIS DATA

Tujuan dari analisis data adalah:
1> Memecahkan masalah-masalah penelitian;
2> Memperlihatkan hubungan antara fenomena yang terdapat dalam penelitian;
3> Memberikan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian;
4> Bahan untuk membuat kesimpulan serta implikasi dan saran-saran yang berguna untuk kebijakan penelitian selanjutnya.

C. BENTUK-BENTUK ANALISIS DATA

Analisis data dapat berbentuk:

1> Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah analisis yang menggunakan alat analisis bersifat kuantitatif, yaitu alat analisis yang menggunakan model-model, seperti model matematika, model statistik, dan ekonometrik. Hasil analisis disajikan dalam bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam suatu uraian.

2> Analisir Kualitatif
Analisis kualitatif adalah analisis yang tidak menggunakan model matematika, model statistik, dan ekonometrika atau model-model lainnya. Analisis data yang dilakukan terbatas pada teknis pengolahan datanya, seperti pada pengecekan data dan tabulasi. Dalam hal ini, sekedar membaca tabel-tabel, grafik-grafik, atau angka-angka yang tersedia, kemudian melakukan uraian dan penafsiran.

D. KELEBIHAN ANALISIS DATA DENGAN STATISTIK

Penggunaan statistik dalam analisis data memiliki beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut.

1> Dengan statistik memungkinkan mendeskripsikan tentang sesuatu secara eksak. Simbol-simbol verbal lebih efisien daripada bahasa verbal.

2> Dengan statistik memungkinkan seseorang untuk bekerja secara eksak dalam proses dan cara berpikir.

3> Peneliti dapat memberikan rangkuman hasil penelitian dalam bentuk yang lebih berarti dan lebih ringkas, karena memberikan aturan-aturan tertentu.

4> Dapat menarik kesimpulan umum (membentuk konsep-konsep dan generalisasi).

5> Memungkinkan untuk mengadakan ramalan.

DATA PENELITIAN

A. Pengertian Data

Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keterangan-keteramgan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan. Atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode, dan lain-lain.

B. Jenis-jenis Data

Data perlu dikelompokkan terlebih dahulu sebelum digunakan dalam proses analisis. Pengelompokkan data disesuaikan dengan karakteristik yang menyertainya

1. Pengelompokan Data Menurut Sumber Pengambilannya

Berdasarkan sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua, yaitu data primer dan data sekunder.

[a] Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya.

[b] Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.

2. Pengelompokkan Data Menurut Waktu Pengumpulannya

Berdasarkan waktu pengumpulannya, data dibedakan atas dua, yaitu data berkala dan data kerat lintang.

[a] Data Berkala (Time Series)

Data berkala adalah data yang terkumpul dari waktu ke waktu untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan atau keadaan.

[b] Data Kerat Lintang

Data kerat lintang adalah data yang terkumpul pada suatu waktu tertentu untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan atau keadaan pada waktu itu.

3. Pengelompokan Data Menurut Sifatnya

Berdasarkan sifatnya, data dibedakan atas dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

[a] Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk bilangan.
Contoh: jenis kelamin, agama dan warna.

[b] Data Kuantitatif

Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan.
Contoh: Tinggi, panjang, atau umur.

4. Pengelompokan Data Menurut Tingkat Pengukurannya

Berdasarkan tingkat pengukurannya (skalanya), data dibedakan atas 4, yaitu data nominal, data ordinal, data interval, dan data rasio.

Data Nominal

Data nominal adalah data yang berasal dari pengelompokan peristiwa berdasarkan kategori tertentu yang perbedaannya hanyalah menunjukkan perbedaan kualitatif.Data ini mempunyai dua ciri, yaitu:
¤ Kategori data bersifat lepas (satu objek hanya masuk pada satu kelompok saja);
¤ Kategori data tidak disusun secara logis.

[b] Data Ordinal

Data ordinal adalah data yang berasal dari obyek atau kategori yang disusun menurut besarnya, dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya, dengan jarak atau rentang yang tidak harus sama.
Data ini memiliki ciri seperti pada data nominal ditambah satu ciri lagi, yaitu kategori dapat disusun berdasarkan urutan logis dan sesuai dengan besarnya karakteristik yang dimiliki.
Contoh:
Mengubah nilai ujian ke nilai prestasi, yaitu
¤ nilai dari 80 - 100 adalah A,
¤ nilai dari 65 - 79 adalah B,
¤ nilai dari 55 - 64 adalah C, dan seterusnya.

[c] Data Interval

Data interval adalah data yang berasal dari obyek atau kategori yang diurutkan berdasarkan suatu atribut tertentu, dimana jarak antara tiap objek atau kategori adalah sama. Pada data ini tidak terdapat angka nol mutlak.

[d] Data Rasio

Data rasio adalah data yang menghimpun semua ciri dari data nominal, data ordinal, dan data interval dan dilengkapi titik nol absolut dengan makna empiris.

Kamis, 11 Desember 2008

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

A. PENDAHULUAN

Setelah dirumuskan masalah dan rancangan penelitian secara tepat dan sesuai dengan format penelitia, langkah berikutnya adalah menentukan subyek penelitian. Subyek penelitian merupakan populasi penelitian yang diambil secara sampel. Pengambilan sampel penelitian disebut sampling.

B. POPULASI

Populasi merupakan seluruh subyek penelitian. Populasi menurut Singarimbun (1989:8) adalah jumlah keseluruhan dari unit-unit analisis yang memiliki ciri-ciri yang akan diduga. Nawawi (2003:141) populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.

C. SAMPEL

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati. Penelitian terhadap sampel biasanya disebut studi sampling.

Menurut Sugiyono (2005:44) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

D. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Pada prinsipnya ada dua macam teknik persampelan yang lazim digunakan dalam penelitian, yaitu:

Pertama dengan teknik penarikan probabilitas sampel (Probability sampling); kedua penarikan sampel dengan teknik non probalitas (Nonprobability sampling).

1) PROBABILITY SAMPLING

Probability adalah pengambilan sampel secara acak (random) dengan memberikan peluang yang sama seluruh populasi untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Adapun teknik sampling ini meliputi, sebagai berikut:

[a]. Pengambilan Sampel Acak/Random Sederhana (Simple Random Sampling)

Pengambilan sampel yang dilakukan secara acak atau random dari populasi, yang memungkinkan setiap individu berpeluang untuk menjadi sampel penelitian, dengan cara melalui undian. Persampelan ini dilakukan karena populasi dianggap seragam (homogen).

[b] Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)

Persampelan ini digunakan bila populasi mempunyai beraneka ragam (heterogen) terdiri dari berbagai golongan, lapisan, atau berstrata secara proporsional hanya dengan random sederhana dan sistematis kemungkinan terpilih menjadi sampel dari golongan atau strata tertentu saja.
Teknik sampling dalam pengambilan sampel pada penelitian ini digunakan teknik pengambilan Stratified Random Sampling yaitu suatu metode pengambilan sampel, dimana sampel penelitian atau responden ditentukan menggunakan strata keluarga (Mallo, dalam Sartika, 1985:123).

[c] Pengambilan Sampel Menurut Area/Daerah Sederhana (Simple Cluster Sampling)

Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk menentukan sampel bila obyek penelitian membagi populasi ke wilayah-wilayah atau klaster tersebut.

2). Nonprobability Sampling

Nonprobability sampling merupakan pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi wakik populasi untuk dipilih menjadi sampel penelitian, atau pengambilan sampel yang dipilih dengan non random, biasanya disebut dengan sampel tetap(fixed). Adapun teknik persampelan yang selalu digunakan adalah:

[a] Pengambilan Sampel Sistematis (Systematic Sampling)

Persampelan dilakukan dengan sistematis berdasarkan nomor urutan populasi.

[b] Pengambilan Sampel Tujuan (Purposive Sampling)

Pengambilan sampel berdasarkan penilaian subyektif peneliti berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya dengan pertimbangan tertentu.

[c] Pengambilan Sampel Quota (Quota Sampling)

Pengambilan sampel dari populasi sekedar memenuhi jumlah kuota yang telah ditentukan dan diinginkan oleh peneliti yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.

E. UKURAN PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIAN

Besar kecil sampel penelitian tergantung kepada peneliti menduga ukuran atau parameter populasi dan tujuan penelitian. Maknanya semakin besar sampel mendekati populasi maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya apabila semakin kecil sampel dari populasi, maka semakin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan secara umum) (Sugiyono, 2005; 98).

Adapun penentuan jumlah sampel yang dikembangkan oleh Roscoe dalam Sugiyono (2005; 102). Ukuran sampel untuk penelitian adalah sebagai berikut:
1) Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500 orang.
2) Apabila sampel didasarkan dari kategori seperti pria-wanita, kota-desa, maka jumlah anggota setiap kategori minimal 30 orang.

Untuk memudahkan peneliti dalam pengambilan sampel, maka ditentukan melalui tabel Krejcie-Morgan penentu jumlah sampel untuk mewakili populasi dengan tingkat kesalahan 5% dan 10%.

Rabu, 10 Desember 2008

DIMENSI-DIMENSI MANAJEMEN STRATEGIK

Secara tipikal, masalah-masalah strategik mempunyai dimensi-dimensi berikut:
1. Masalah-masalah strategik memerlukan keputusan-keputusan manajemen puncak.
2. Masalah-masalah strategik memerlukan jumlah biaya sumberdaya perusahaan yang besar.
3. Masalah strategik sering mempengaruhi kemakmuran jangka panjang perusahaan.
4. Masalah-masalah strategik berorientasi pada masa depan.
5. Masalah-masalah strategik biasanya mempunyai konsekuensi yang multi fungsional atau multi usaha.
6. Masalah-masalah strategik perlu mempertimbangkan lingkungan eksternal perusahaan.

Masalah-masalah manajemen strategik berhubungan dengan:
1. Alokasi sumberdaya waktu dan uang yang terbatas terhadap usaha manajemen jangka panjang.
2. Memahami keperluan untuk komitmen yang tergabung oleh setiap orang apabila manajemen jangka panjang menjadi efektif.
3. Pencampuran dari nilai pribadi (personal values) dengan tujuan perusahaan.
4. Identifikasi sikap manajemen terhadap risiko, pertumbuhan, motivasi dan persaingan kompetitif (competitive rivalry).
5. Membangun hubungan yang positif di antara kelompok manajemen.
6. Memindahkan informasi secara bebas pada seluruh proses perencanaan.

KONSEP-KONSEP DASAR MANAJEMEN STRATEGIK:"Sifat dan Nilai Manajemen Strategik"

Menurut John A Pearce II dan Richard B. Robinson, Jr, manajemen strategik adalah kumpulan keputusan dan tindakan yang merupakan hasik dari formulasi dan implementasi, rencana, yang didesain untuk mencapai suatu tujuan suatu perusahaan.

Manajemen strategik terdiri atas 9 tugas kritikal sebagai berikut:
1. Memformulasi misi (mission) perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud (purpose), falsafah (philosophy), dan sasaran (goal).
2. Mengembangkan suatu profil perusahaan (company profile) yang merefleksikan kondisi internalnya dan kemampuan.
3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan, termasuk baik faktor kompetitif, maupun faktor yang berhubungan dengan konteks umum.
4. Menganalisis opsi perusahaan dengan menandingi sumberdaya perusahaan dengan lingkungan eksternalnya.
5. Mengidentifikasi opsi yang paling diinginkan dengan menilai setiap dipandang dari sudut misi perusahaan.
6. Memilih sekumpulan tujuan jangka panjang dan strategi total (grand strategies) yang akan mencapai opsi yang paling diinginkan.
7. Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan kumpulan tujuan jangka panjang yang dipilih dari strategi secara keseluruhan (grand strategies).
8. Mengimplementasikan pilihan strategi dengan alat alokasi sumberdaya yang dianggarkan, yaitu memadani tugas-tugas, manusia, struktur, teknologi, dan menekankan sistem ganjaran.
9. Menilai keberhasilan proses strategik sebagai masukan untuk pengambilan keputusan masa yang akan datang.

Seperti yang ditunjukan kesembilan tugas di atas, manajemen strategik mencakup perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengendalian keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan, yang berhubungan dengan strategi perusahaan. Melalui "strategi", manajer mengartikan rencana berskala dasar dan berorientasi masa depan mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan yang kompetitif untuk mencapai tujuan perusahaan. Suatu strategi merupakan rencana permainan perusahaan (a company`s game plan). Walaupun rencana halus merinci semua pengembangan masa yang akan datang (manusia, keuangan, dan material), rencana tersebut memberikan suatu kerangka untuk keputusan manajerial. Suatu strategi merefleksikan kesadaran suatu perusahaan mengenai bagaimana, kapan, dan dimana perusahaan akan bersaing; dan untuk maksud apa perusahaan akan bersaing. Manajemen strategik juga diberi nama lain, yaitu comprehensive planning, systematic management, strategic planning, atau long range management. Manajemen strategik mencakup aliran keputusan (stream decisions), pengembangan strategi-strategi yang efektif, cara-cara pembuat strategi (strategist) membuat kepusan, dan desain keputusan serta program.

Manajemen strategi adalah suatu falsafah (philosophy), suatu sikap (attitude), suatu cara hidup (way of life) dan suatu komitmen (commitment).

Kamis, 04 Desember 2008

JERAT NARKOBA

Ini lagi contoh kasus negatif tentang para senior geblek terhadap yuniornya. Setelah kasus geng motor smu 34 Jakarta, Pelecehan HAM SMU 70, premanisme di STPDN, dan banyak lagi dengan kasusnya masing-masing.

Kasus ini terjadi pada adik ipar saya yang sekolah di sebuah SMU swasta di Cipayung Ciputat. Ketika suatu hari ia dijumpai pulang dalam keadaan mabuk, saya yang mendapatkan cerita ini dari istri cukup kaget karena setahu saya, adik ipar saya ini di MI (Madrasah Ibtidaiyah) dan MTs (Madrasah Tsanawiyah) nya dikenal sebagai anak yang baik. Apalagi mertua saya dikenal sebagai ulama, sering memberikan ceramah-ceramah agama di lingkungan. Histori dan predikat ini ternyata ga ngaruh, kalah oleh setan kebodohan yang namanya "pergaulan sesat".

Selidik punya selidik, adik saya ini mengaku dipaksa oleh para senior kelas 3-nya untuk menelan pil teler yang saya ga tahu namanya. Mereka menculik (ngajak paksa) dengan ancaman "pulang tinggal nama" adik saya dan membawanya ke suatu tempat untuk dicekoki obat dan minuman setan tersebut.

Modus operandinya adalah "memaksa, memanfaatkan kebodohan dan ketakutan" untuk merusak (para polisi ga mau tahu alasan ini). Mereka inilah para senior geblek yang dikatakan al quran sebagai para "setan" yang selalu mencari jamaah ke neraka.

Dan pastinya mereka ini dalam lingkup organisasi sataniyah yang tersusun rapi (mafia lah).

Berhati-hatilah para orang tua. Pilihlah sekolah yang benar-benar mengayomi siswa-siswanya, meniadakan tradisi senioritas yang sesat, mengaplikasikan etika, budaya dan agama dengan sungguh-sungguh, dan berani untuk mengusir para setan-setan yang mewujud sebagai siswa-siswa tengik ini (ada sekolah yang takut dengan murid).

Rabu, 05 November 2008

KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

A. Pengertian Strategi Belajar Mengajar

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.

B. Klasifikasi Strategi Belajar Mengajar

Menurut Tabrani Rusyan dkk., terdapat berbagai masalah sehubungan dengan strategi belajar mengajar yang secara keseluruhan diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Konsep dasar strategi belajar mengajar, 2. Sasaran kegiatan belajar, 3. Belajar mengajar sebagai suatu sistem, 4. Hakekat proses belajar, 5. Entering behavior siswa, 6. Pola-pola belajar siswa, 7. Memilih sistem belajar mengajar, 8. Pengorganisasian kelompok belajar, 9. Pengelolaan atau implementasi proses belajar mengajar.

Sabtu, 11 Oktober 2008

Kurnia Ilmu: "Blog Diary Ide-ide sekilas & bebas"

Setiap hari kadang-kadang banyak ide-ide yang muncul. Lihat peristiwa berita di televisi, nonton dvd, diskusi dengan teman, dan juga pengalaman-pengalaman dari aktivitas sehari-hari menimbulkan pikiran-pikiran spontan. Kayanya asyik juga buat ditulis-tulis di blog ini. 

Emang sich, saya pikir nggak usah pake formal-formalan, teori-teorian, namanya juga spontan. Bermanfaat bagi orang lain syukur nggak ya udah. Nggak ngaruh buat bikin negara ini crash atau jadi super power. 

Akan banyak tulisan gado-gado. Tentang matematika, fisika, kimia, agama, statistik, mungkin sex (maksudnya pengalaman atau ide pikiran). 

Kurnia ilmu akan diarahkan menjadi karunia bagi banyak orang, mudah-mudahan yaaaa.....

udah dulu sekilas infonya, mo cari ide lagi. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.