Tahun 1995 aku ingat sekali, ketika kami bertiga yaitu: aku, Achmad Yani (sekarang wartawan senior Banjarmasin Post), dan Wasiat Budi Sutrisno (sekarang caleg DPRD) menjadi perwakilan dari mahasiswa sebagai saksi dalam pemilihan gubernur Kalimantan Tengah. Kala itu suasana begitu panas karena adanya massa pribumi yang dari pagi buta sudah berkumpul menuntut kepala daerah KalTeng haruslah putra daerah asli.
Ruarrrr biasa, setelah kartu suara dibuka, sudah bisa ditebak pemilihan dimenangkan oleh calon dari pusat.
Aroma kekecewaan mengental hebat, undangan para putra daerah langsung walk out dan massa semakin beringas. Yang membuat saya kaget dan bingung serta prihatin adalah para anggota dewan DPRD jauh dari rasa bersalah karena tidak dapat mewujudkan harapan rakyat namun dengan santai mereka turun bercengkrama, tertawa-tawa, ngopi dan ngewadai (makan kue). Sementara rakyat di luar masih teriak-teriak di bawah terik panas Palangkaraya yang 24¤C.
Mudah-mudahan, Wasiat B.S teman saya yang caleg ini masih ingat peristiwa itu. Harapan saya, sahabat kita ini punya sense untuk benar-benar jadi wakilnya rakyat, bukan cuma wakil partai.
Buat bung Waziat sahabat kita:
"BERIKAN BUKTI BUKAN JANJI!" ===> jargon rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar